Duuh, jalanan macet
sekali hari ini”
“Anak saya kok susah banget diajarin”
Sering kali terdengar ya keluhan
seperti itu. Atau sedang senang, tiba-tiba merasa sedih, atau sedih karena
kehilangan orang tercinta, kecewa, jijik terhadap sesuatu. Itu yang dinamakan
emosi.
Emosi kondisi yang berkaitan dengan mood,
karakter dan kepribadian manusia. Emosi berkaitan dengan fisik dan psikologis
seseorang.
Jika tidak disalurkan dengan baik. Maka akan mengakibatkan kerugian pada diri sendiri ataupun orang lain. Seperti seorang ibu yang melampiaskan kekesalannya pada suami kepada anak. Atau membanting barang, makan setelah itu timbul penyesalan. Sesuatu hal yang wajar memang. Tapi, seharusnya dapat dikendalikan.
Menurut ahli Paul Eckman, ada enam emosi
dasar yang ada pada diri manusia, yaitu:
· Bahagia
Perasaan senang, ceria, bahagia. Emosi
bahagia disenangi orang karena ekspresinya senang, tersenyum. Bahasa tubuh yang
santai, membuat imunitas meningkat. Berpengaruh pada fisik
· Sedih
Selalu murung, mood yang menurun, lesu,
selalu berusaha menarik diri dari orang lain, saat mengalami kekecewaan,
kedukaan Ekspresi bersedih ditandai
dengan wajah yang suram, tidak bergairah, terkadang menangis.
· Takut
Di tunjukan ketika mengalami kecemasan, menghadapi ancaman. Dia akan fight (melawan) atau flight ( lari). Biasanya ditunujkan dengan ekspresi mata melebar, bersembunyi, secara fisik rasa takut bereaksi nafas dan cepat detak jantungnya. Untuk pertahanan hidup dari ancaman yang datang.
· Jijik
Seseorang terkadang memiliki emosi jijik,
menurut Paul Eckman. Berkaitan dengan, rasa, pemandangan, atau bau yang tidak
menyenangkan. Biasanya seseorang berusaha berpaling daru sesuatu yang
menjijikan tersebut, merasa mual, Ekspresi seperti kerutan hidung dan bibir
atas. Rasa jijik juga diekspresikan saat ada seseorang yang berlaku kurang
baik.
· Marah
Marah emosi seperti rasa takut juga.
Ditunjukan dengan wajah yang mengkerut, mata melotot, nada keras, bicara dengan
nada tinggi.
· Terkejut.
Misalnya kita dikagetkan.
Atau tiba-tiba diberi hadiah oleh orang tersayang. Padahal, kita tidak
merayakan apapun. Nah, itu yang dinamakan perasaan terkejut. Diekspresikan
dengan wajah kaget, mulut terbuka.
“Mengelola dan menjaga
hati perlu latihan dan kesabaran”
Saat ini saya sedang belajar mengelola hati
agar selalu tenang. Seringkali dalam situasi tertentu rasa takut, sedih dan
cemas bercampur menjadi satu. Kadang ada pikiran negatif. Support orang-orang
di sekitar bisa mengubah pemikiran kita. Makanya saya senang berada di
komunitas yamg selalu memberikan pikiran positif. Harus tetap semangat.
Dalam prosesnya memang tidak mudah. Butuh
kesabaran, terus belajar.
1.
Banyak berdoa.
Berdzikir dan berdoa setidaknya dapat
menenangkan hati. Emosi yang tidak stabil tentu harus dikendalikan bukan?saat
rasa panik menyerang atau rasa marah tarik nafas, berdoa. Dzikir pagi dan
petang. Kekuatan yang paling besar datangnya dari Tuhan. Allah Subhana Wa
ta’ala.
2.
Meditasi.
Merenung, apa yang ada dalam diri. Mengapa
saya berbuat seperti itu? Menyadari kesalahan. Terkadang menyesali, tapi apa
yang saya dapat? Semakin cemas, pusing. Mendengarkan murotal, membaca quran,
hadist mengen
3.
Membaca buku atau
artikel tentang emosi, motivasi. Sekarang banyak channel, kajian atau buku
tentang motivasi, berpikiran positif.
4.
Menulis.
Selain meningkatkan daya ingat ternyata
menulis bisa lho untuk menyalurkan emosi. Biasanya menulis jurnal, bisa
menggambar, apa saja yang ada dipikiran kita.
5.
Ngobrol dengan
saudara, ibu atau ustadzah yang terpercaya.
6.
Berusaha berpikir
positif. Selama ini perasaan cemas pasti banyak perasaan negatif yang ada dalam
pikiran. Ganti dengan positif. Self talk bahwa kita bisa, kita kuat. Tarik
nafas, menyendiri sejenak.
Kalau kita sedang dalam keadaan cemas, memang harus mencari cara bagaimana mengatasinya. Agar tidak berdampak buruk baik pada diri sendiri maupun orang lain
Tulisan
ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challege bersama Sahabat Hosting
Komentar